Dalam heningnya malam ketiga Ramadhan, serta dinginnya ruang bersalin yang semakin menambah ketegangan waktu itu, ada kekuatan yang tidak mampu tertahan lagi. Sebuah dorongan yang sebenarnya sudah terasa sejak beberapa jam yang lalu, namun yang ini rasanya berbeda. Sebuah dorongan yang benar-benar tidak bisa tertahan lagi. Rasanya seperti ada kekuatan yang tiba-tiba datang membantu proses ini. Tepat pukul 01.20 WIB, suara tangis mengisi ruangan yang tidak begitu lebar ini. sebuah tangisan yang menandai bahwa manusia kecil telah terlahir ke dunia, yang telah berhasil melalui proses yang begitu panjang ini. Perjuangan yang tidak hanya dalam hitungan satu, dua jam saja. manusia kecil ini adalah manusia terpilih yang telah Allah siapkan untuk kami, kedua orangtuanya. bukan kami yang memilihnya, tapi ialah yang memilih kami, untuk membersamainya di dunia yang penuh dengan berbabagai hal yang kadang tidak dapat kita duga, dan ini adalah suatu kebanggaan bagi kami, kedua orangtuanya. sebuah awal yang baru saja kita mulai, Nak.
Semenjak 5 April 2022, duniaku tidak lagi sama. Waktuku masih 24 jam kali 7 hari, namun tidak dengan aktivitasku. Sebagai seorang ibu baru, membersamai bayi mungil kami adalah suatu aktivitas yang sangat menyenangkan. melihatnya tertidur, mendengar tangisnya, melihat risaunya karena pup atau pipisnya, serta melihat gusarnya karena lapar dan haus adalah sebuah seni kehidupan yang sedang kami nikmati pertunjukkannya. juga bagaimana manusia yang dulunya sangat begitu "mageran" menjadi si paling sigap ketika mendengar rengek bayi mungil ini.
Menjadi seorang ibu nyatanya tidak selalu tentang kerepotan. namun juga tentang kebahagiaan, keseruan, tantangan serta keharuan. sepertinya banyak harunya yaa ngga sih. haru ketika melihat anak mulai merespon tatapan kita dengan tawa, haru ketika melihat tangan mungilnya mulai merengkuh kita, haru ketika tangisnya langsung terhenti ketika ia kita dekap. ahh....rasanya masih banyak keharuan lainnya yang tidak bisa diungkapkan.
Nak, waktu yang terus berjalan tanpa mampu kita jeda, ternyata begitu cepat lajunya. hingga dengan penuh kesadaran, namun seperti ada sebagaian yang tidak kita sadari, usiamu sudah 3tahun saja saat ini. bibirmu yang sudah mulai pandai menyusun kata demi kata, tingkahku yang begitu menggemaskan namun kadang ku tanggapi dengan perasaan emosi yang berujung penyesalan. Mama belum sempurna menjadi orangtuamu, Nak. banyak kurang dan salah yang masih sering Mama lakukan terhadapmu. menyakiti perasaan dan fisikmu. mengabaikanmu ketika rasa lelah memenuhi badan ini. padahal yang kau minta hanya sedikit pengertian dan perhatian. ketika Mama masih saja asyik bermain gadget padahal Mama tidak kasih ijin kamu untuk bermain gadget. maafkan Mama yang selalu mengulangi kesalahan yang sama setiap waktunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar