Ibuku selalu mengajarkan untuk dapat menahan amarah serta ucapan yang menyakitkan. ibu tidak ingin apa yang aku lakukan serta ucapkan kelak akan menjadi boomerang untuk diri aku sendiri. awalnya aku menganggap ini kan diri aku, jadi aku berhak apa saja atas diri aku. namun makin kesini aku makin menyadari bahwasanya memang sangat penting untuk kita menjaga segala apa yang akan kita perbuat dan perucap. seperti pepatah yang mengatakan "mulutmu harimaumu" . bukankah sebegitu ngerinya mulut kita apabila kita membiarkannya untuk mengucap apa saja?? ibarat sebuah luka, jika luka itu di badan kita, kita masih mampu berobat dan obatnya tersedia di apotek, namun ketika yang telah luka itu hati, dimanakah kita dapat membeli obat penghilang laranya???
meski begitu, aku masih saja sering melepaskan apa yang ingin aku ucapkan, seolah tak berpikir panjang akan memberi dampak seperti apa untuk yang mendengarnya. jujur saja, sampai sekarang masih sangat sulit untuk aku dapat mengendalikan diriku dalam hal berbicara. keberanianku berbicara mungkin diimbangi dengan rasa sakit hati beberapa orang yang mendengarkannya, entah diakui atau tidak. maka dari itu kadang aku sering menyesali apa yang telah aku perbuat dan perucap. padahal ibu selalu mengajarkan untuk mampu bersikap sabar dan mampu menahan segala amarah yang kita rasakan.
semoga kita selalu bisa belajar bijak dalam berucap, jangan sampai lidah kita menjadi pembunuh untuk diri kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar