daun gugur

Jumat, 16 Oktober 2015

Wanita Itu Ku Panggil, Ibu



Parasnya masih saja Nampak ayu,
Meski waktu semakin membawanya menuju kematangan yang menua
Tutur katanya masih lembut, selembut saat dulu dia menimangku dan menina bobokan aku
Bibirnya tak pernah lupa untuk menceritakan dongeng tentang pak tani dan kancilnya
Masih sangat aku ingat, saat dimana kami masih tidur satu ranjang
Saat dimana aku masih begitu manja bergulat dengan tubuhnya
Saat aku selalu minta untuk diusap rambutku sampai aku terlelap dalam tidur
Bahkan sampai saat ini, saat aku telah beranjak dewasa,
Aku tak pernah malu untuk minta disuapin, aku tak pernah malu untuk minta diantar pergi, dan aku selalu bangga saat aku dibandingkan dengan kecantikan ibuku
Hatinya sungguh penuh kasih yang tulus,
Amarah hanya akan Nampak saat ibu sungguh telah merasa jengah
Namun itu tak akan bertahan lama
Suatu anugerah yang telah Tuhan titipkan untuk aku
Suatu berkah bagiku telah terlahir dari rahim seorang wanita yang sungguh mulia
Nyawanya pernah ia pertaruhkan demi kelahiranku
Jiwa raganya telah ia curahkan demi melihat aku ke dunia
Namun, belum saja aku bisa membalas satupun yang telah ibu perjuangkan untukku
Dulu saat aku menangis di tengah malam, ibuku selalu terbangun
Kini saat tengah malam aku terlelap tidur, ibuku masih juga terbangun
Terbangun dalam sembah sujudNya , meminta rahmat untuk anak-anaknya
Aku masih saja seperti bintang kecilnya yang nakal
Aku masih saja seperti bintang kecilnya yang egois
Aku masih saja seperti bintang kecilnya yang centil
Aku masih saja seperti bintang kecilnya yang pemarah
Dan aku masih saja seperti bintang kecilnya yang ga mau kalah
Perjalanan hidup telah membawa aku menuju perputaran pola pikir
Pernah suatu hari aku marah kepada ibu karena ga suka dengan masakan yang telah dibuat
Hingga bibirku mengucap tak akan aku makan masakan itu
Saat aku telah membuat hatinya kecewa, ibu masih juga bersikap bijak kepadaku
Ibu pergi ke warung dan membelikan makanan kesukaan aku
Sesaat setelah itu, aku kembali ke kamarku dan disitulah aku menangis
Saat emosiku telah mereda aku menyadari bahwa tak seharusnya aku berlaku seperti itu
Tapi, inilah aku
Dan ibu tak juga lelah mendidik aku untuk selalu bersikap baik dan menjadi lebih baik
Satu yang selalu ibu perlihatkan
Adalah sejahat apapun perlakuan orang lain kepada ibu, sesakit apapun yang kita terima, ibu tak pernah sekalipun membalasnya
Justru ibu tak sungkan menolongnya saat orang itu terlihat kesusahan
Teruntuk Ibu, cinta kasih Ibu tak akan pernah terganti
Sekalipun nanti aku telah menemukan seorang lelaki
Teruntuk ibu, terimakasih telah menjadi guru dan panutanku
Ilmu dan petuah ibu, akan selalu bersama sepanjang hidupku
Cantiklah selalu, Ibu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar